Promosi untuk menjadikan pulau komodo sebagai salah satu 7 keajaiban alam dunia semakin gencar pada beberapa waktu terakhir ini. Berbagai elemen masyarakat mendukung kampanye pulau Komodo supaya menjadi New 7 Wonders in the world. Untuk mewujudkan itu dan mengajak partisipasi warga Indonesia, mantan wakil Presiden RI, Jusuf Kalla diangkat sebagai duta Duta Pulau Komodo, bahkan sejak pemilihan dilakukan dengan voting via sms, tim Pendukung Pemenangan Pulau Komodo yang diketuai Emmy Hafild menggandeng operator agar bisa mendapatkan biaya murah. Hasilnya terbukti ampuh, sekarang sms mendukung pulau komodo sebagai New 7 Wonders hanya Rp. 1,- saja dan progress dukungan semakin meningkat.
Dalam berbagai kesempatan JK selalu mengajak masyarakat agar mengirim vote melalui sms, entah dalam pertemuan-pertemuan yang ia hadiri maupun melalui media cetak dan elektronik. Ajakan ini begitu gencar di media-media, JK mengatakan bahwa ini adalah cara termurah untuk mengangkat perekonomian Indinesia khususnya Nusa Tenggara Timur selain kita juga bisa memperkenalkan salah satu asset pariwisata nasional kepada dunia1.
Secara ekonomi terpilihnya pulau Komodo sebagai New 7 wonders dapat menjadi kekuatan ekonomi baru apalagi untuk Indonesia yang salah satu kegiatan perekonomian yang banyak menghasilkan devisa justru dari sector pariwisata. Jika terpilih nanti pulau komodo berpotensi besar untuk menyedot turis-turis domestic maupun mancanegara untuk datang menikmati keindahan pulau komodo. Sehingga pendapatan nasional akan naik yang diikuti meningkatnya perekonomian Indonesia khususnya wilayah NTT.
Namun jika semakin banyak turis yang berkunjung maka akan sangat berpengaruh pada carrying capacity (daya dukung lingkungan) sehingga adanya kampanye ini juga harus diselaraskan dengan konsep sustainable development sector pariwisata. Carrying capacity (daya dukung lingkungan) adalah kemampuan lingkingan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain2. Daya dukung juga dapat didefinisikan sebagai tingkat maksimal hasil sumber daya terhadap beban maksimum yang dapat didukung dengan tak terbatas tanpa semakin merusak produktivitas wilayah tersebut sebagai bagian integritas fungsional ekosistem yang relevan. Sedangkan sustainable development menurut World Commission on Environment and Development (WCED 1987) merupakan strategi pembangunan yang memperhatikan aspek pertumbuhan ekonomi dan kelestarian Lingkungan dapat berjalan beriringan untuk masa kini dan masa mendatang.
Sector wisata (alam) erat hubungannya dengan ekonomi dan lingkungan,wisata dapat menarik pelancong untuk berkunjung yang menyebabkan perputaran uang semakin besar namun juga mengakibatkan externalitas negative pada lingkungan, seperti limbah yang dihasilkan pengunjung maupun pengelola, polusi tanah, air, udara, overload pengunjung, terganggunya satwa yang berada di sekitar wisata tersebut. Sangat disayangkan jika pemerintah mengkampanyekan pulau komodo namun tidak menyiapkan faktor-faktor pendukung agar wisata tersebut berkelanjutan.
Konsep sustanaible development of tourism sebenarnya sederhana yaitu bagaimana kawasan wisata sebagai kegiatan ekonomi dikembangkan dengan ramah lingkungan sehingga sumberdaya yang ada bisa digunakan secara berkelanjutan. Adapun tujuan utama sustanaible development of tourism, pertama, meningkatkan kontribusi wisata terhadap lingkungan dan ekonomi. Wisata sebagai sumber kegiatan ekonomi harus memperhatikan lingkungan agar tetap lestari tidak hanya mengedepankan profit. Wisata dengan lingkungan yang lestari juga meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pengunjung. Kedua, pemerataan kesejahteraan dan pembangunan, kesejahteraan yang diperoleh dari hasil wisata hendaknya tidak hanya menguntungkan kepada investor maupun pihak pengelola saja namun juga menyejahterakan warga sekitar. Baik mendukung secara ekonomi maupun secara infrastruktur untuk mengembangkan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Ketiga, terjaganya kualitas lingkungan, lingkungan yang baik akan mendukung keberlangsungan wisata itu sendiri karena potensi sumberdaya yang dimanfaatkan bisa diperbaharui dan digunakan kembali untuk waktu mendatang.
Syarat sustanaible development of tourism meliputi :
1. Alam, sejarah, budaya, dan sumberdaya lainnya dikonservasi untuk kepentingan masa kini dan masa mendatang sehingga mampu menghasilkan profit yang optimal.
2. Pembangunan wisata harus direncanakan dan dikelola dengan mengedepankan aspek lingkungan dan sosial.
3. Pengelolaan dan pembangunan wisata tidak berlebihan, cukup sesuai kebutuhan saja agar kualitas lingkungan tetap terjaga.
4. Terjaminnya kepuasan wisatawan, wisata yang menarik dan pelayanan yang memadahi.
5. Keuntungan wisata tidak dirasakan oleh beberapa pihak saja namun dirasakan oleh masyarakat secara luas.
6. Ada indicator berupa kelestarian tempat, tekanan, intensitas penggunaan, dampak sosial, kontrol pengembangan, manajemen limbah, proses perencanaan, ekosistem, kepuasan pengunjung, kontribusi wisata terhadap masyarakat setempat (Mak, J. 2004 P: 191).
Jika pemerintah serius agar pulau komodo menjadi bagian New 7 Wonders maka bukan hanya dukungan agar terpilih saja yang digencarkan namun juga harus mempersiapkan konsep dan metode pengelolaan yang baik (sustainable development), apalagi kawasan pulau komodo termasuk kawasan yang rentan karena komodo merupakan hewan langka yang hampir punah. Jangan sampai maksud untuk mengenalkan pariwisata dan meningkatkan perekonomian jutru menjadi boomerang karena mengganggu habitat makhluk yang dilindungi ini, yaitu komodo.
Perlu diperhatikan pula terkait pemerataan kesejahteraan penduduk karena proyek ini bukan proyek yang murah sehingga penyokong wisata ini pastilah orang-orang kaya dan berpendidikan. Dikhawatirkan uang yang berputar hanya dikalangan investor, pengelola, dan pemerintah daerah setempat saja sedang masyarakat lokal yang notabene secara ekonomi masih tertinggal hanya menikmati segelintir dari keutungan kegiatan wisata tersebut.
Usaha agar pulau komodo terpilih dalam New 7 Wonders merupakan tujuan yang baik, namun usaha perlu perencanaan yang komprehensif karena kawasan yang diusung merupakan habitat hewan langka dan masyarakat setempat pun masih tertinggal baik secara ekonomi maupun secara pendidikan.(GBN)
Footnote :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar