Stadion Gelora Bung Karno (St.GBK) dijejali pasukan putih – putih dari berbagai penjuru kaya malaikat turun dari langit (emang malikat pakaiannya putih y??), gema takbir kerap terdengar dari insan kalangan tua-muda, pasutri muda-pasutri senior yang sudah mengorbankan waktu liburnya dateng ke GBK atau emang sengaja pengin liburan di GBK?
Bermacam bendera dengan berbagai ukuran berkibar menunjukan eksistensi dan hegemoni pesta Ulang Tahun itu. Yup kali ini ‘Bung Karno’ mengadakan pesta atau bahasa halusnya syukuran akbar salah satu partai besar yang berulang tahun (bahasa sholihnya milad-red), gue ga’ mau sebut nama partainya apa cukup inisialnya aja yaitu “PKS”. Kepanjangannya apa?? Silahkan tafsirkan sendiri….
Yah waktu itu emang ramai sangat, sempat kepikiran kalau gue ga’ dateng sebenarnya ga’ masalah toh yang dateng juga udah banyak malahan ada yang ga’ kebagian tempat dan hanya ada 2 pilihan terpaksa harus duduk lesehan di pinggir lapangan atau sengaja berdiri membiarkan seluruh berat badan tertumpu di kaki yang mulai letih. Lalu gue inget cerita salah seorang sahabat, ketika mau pergi perang nih ada sahabat yang kurang mampu n’ ga’ punya apa buat perang, dia pergi menghadap Rosul terus minta biar dia bisa ikut perang. Namun sayang Rosul belum membolehkannya, tapi si sahabat ini ga nyerah gitu aja so dia menghadap Rosul lagi dengan rasa harap dan keinginan yang menggebu tulus dari relung hati yang terdalam. Akhirnya dia boleh ikut perang, nah terus dateng nih sahabat yang lain tanya sama beliau “Kau tidak punya bekal apa – apa untuk berperang, bahkan senjata dan pelindung pun kau tak ada..kenapa kau mau pergi berperang?” dengan simple dijawab gini “aku memang tak punya bekal apa – apa, aku juga tak punya senjata untuk berperang tapi apakah aku tak boleh menjadi titik di antara sekian banyak pasukan muslim? yang dengan semakin banyak titik dalam barisan kaum muslimin akan mengguncang perasaan, menyiutkan nyali musuh bahwa pasukan yang siap menjemput syahid juga semakin banyak”. Inget kisah itu gue yakin walaupun saat itu gue cuma duduk-duduk n’ ga’ ngapa-ngapain tapi kini gue yakin hadir sebagai titik yang akan semakin menggentarkan musuh – musuh Allah.
Yang paling gue rasain bener dan itu sempet buat gue merinding, baru pertama gue lihat dengan mata kepala sendiri ratusan ribu orang berbaris rapi. Ga’ kebayang kalau di serang orang sebanyak itu. Gue langsung inget gimana ya ketika zamannya Rosulullah? Setiap perang harus dihadapi dengan jumlah yang ga’ seimbang 300 : 1000, 1000: 3000 atau yang paling ekstrim saat perang mu’tah 3000 pasukan muslim melawan 200.000 pasukan Romawi. Mungkin kalau yang gue lihat di GBK ya kira – kira 2 tribun melawan hampir satu stadion GBK. Sangat dahsyat gan…Bener-bener ga’ kebayang satu orang harus melawan berapa puluh orang? Tapi Allah Yang Maha Kuat menunjukan kekuatanNYA, Allah Yang Maha Agung menunjukan KeagunganNYA dan kisahnya berakhir dengan happy ending. Mungkin sudah menjadi suatu Sunatullah bahwa orang yang mau menggerakan dakwah jumlahnya sedikit, hanya dengan keimanan yang kuat, tekad yang membaja, ikhtiar yang tiada henti serta munajat beriring doa atas izin Allah dakwah itu akan menggapai kemenangan yang dirindukan.
Bekerja untuk Bangsa, Bekerja untuk Negeri dan Bekerja untuk Ummat…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar